Tempat makan yang cukup terkenal ini berada di kota kelahiran saya.
Depot Anda menyajikan masakan khas Jawa Timur, seperti Rawon dan Soto. Letaknya di sebelah Stasiun Kereta Api Mojokerto, Jawa Timur. Tempat makan ini cukup legendaris, sudah dijalankan oleh 3 generasi. Dirintis mulai awal 1900-an di Mojokerto oleh Kwee Kie Siong, dan sampai sekarang tidak membuka cabang. Awalnya hanya warung kecil di sebelah rel kereta api, sekarang terkenal bahkan sampai ke Jakarta.
Makanan yang cukup laris adalah sop buntut dan rawon buntut. Bagi Anda yang tidak familiar dengan masakan Rawon, sekedar info, dia adalah sup daging berwarna hitam yang kaya rempah berbumbu khas, yaitu kluwek.
Sebenarnya masakan rawon yang memakai buntut sapi agak tidak konservatif. Biasanya rawon hanya memakai daging murni tanpa tetelan, tulang, dan jerohan. Nama "rawon" konon berasal dari kata "rawis" atau "rawisan", yang berarti daging sebelah dada yang bergajih tapi seratnya tidak mudah hancur. Daging yang dipakai biasanya adalah bagian Brisket atau Plate.
Tapi sekarang rawon sudah bermacam-macam jenisnya, yang walaupun kurang tradisional, tak kalah enak. Selain rawon buntut, juga dikenal Rawon Dengkul (paha) yang tersohor di daerah Pasuruan.
Rasa Rawon Buntut Depot Anda cukup unik. Berbeda dengan rawon di tempat lain, di Depot Anda rawon tersebut ditambahkan sedikit kol. Selain Rawon Buntut biasa, juga ada Rawon Buntut Goreng.
Ingat, pada jam makan siang, Depot Anda ramai sekali. Mungkin Anda harus antri dan rela berbagi meja dengan orang lain. Bahkan banyak pengunjung yang datang dari Surabaya (berjarak puluhan kilometer dari Mojokerto) ikut mengantre untuk sekedar makan siang.
Dalam buku Eat, Pray, Love, penulisnya melakukan petualangan makan di Italia, berdoa di India, dan mencintai di Indonesia. Saya pikir dia terbalik-balik. Di Indonesia, makanan sangatlah enak dan khas. Orang Indonesia juga sangat taat berdoa. Saking taatnya sampai kita bersedia saling melukai. Alih-alih, Indonesia adalah negara yang kekurangan cinta. Mari kita menjelajah Indonesia untuk mencari cinta yang tersembunyi di antara peradaban yang tua dan mulai kusam. Sebelumnya, mari kita makan.
Ini adalah jurnal mengenai perjalanan saya ke daerah-daerah di Indonesia. Saya tidak selalu berniat melakukan petualangan karena lebih sering saya melakukan perjalanan karena ditugaskan kantor saya. Dalam perjalanan itu, di waktu luang saya mencoba kekayaan masakan khas daerah tersebut.
Akhirnya, jurnal perjalanan ini menjadi sekedar jurnal icip-icip masakan nusantara. Saya tak begitu pandai menilai enak-atau tidaknya suatu masakan. Saya hanya bisa menggambarkannya saja. Masalah rasa enak atau tidak enak, saya tak berani mendikte lidah Anda. Lidah saya sendiri saja saya tak berani dikte.
Gastronomi adalah sebuah ilmu relasi antara makanan dan budaya. Bukan penilaian enak atau tidaknya. Saya makan bukan karena lezat (kalau begini biasanya saya menjadi gemuk dan tidak sehat). Bukan juga karena gaya hidup (yang membuat saya konsumtif hanya untuk makan apa yang orang lain makan).
Saya mencoba makanan khas daerah karena menikmati budaya. Makan adalah pengalaman. Not just eat it, experience it! Selamat makan!
Sabtu, 20 November 2010
Rawon Buntut Depot Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar